- Serangan Jantung. Pertama-tama tentu menekan      risiko serangan jantung. Kita tahu otot jantung membutuhkan aliran darah      lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberinya makan) agar bugar dan berfungs i normal memompakan darah tanpa henti. Untuk itu, otot jantung      membutuhkan aliran darah yang lebih deras dan lancar. Berjalan kaki      tergopoh-gopoh memperderas aliran darah ke dalam koroner jantung. Dengan      demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga      untuk bisa tetap cukup berdegup. i normal memompakan darah tanpa henti. Untuk itu, otot jantung      membutuhkan aliran darah yang lebih deras dan lancar. Berjalan kaki      tergopoh-gopoh memperderas aliran darah ke dalam koroner jantung. Dengan      demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga      untuk bisa tetap cukup berdegup.
 Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih menguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan berkurang.Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan berjalan kaki tergopoh-gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang dapat meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki tergopoh-gopoh tercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung menjadi tinggal separuhnya.
- Stroke. Kendati manfaat berjalan kaki      terg opoh-gopoh terhadap stroke pengaruhnya belum senyata terhadap serangan      jantung koroner, beberapa studi menunjukkan hasil yang menggembirakan.      Tengok saja bukti alami nenek-moyang kita yang lebih banyak melakukan      kegiatan berjalan kaki setiap hari, kasus stroke zaman dulu tidak sebanyak      sekarang. Salah satu studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of      Public Health) yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan      kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, risiko mereka terserang stroke      menurun duapertiga. opoh-gopoh terhadap stroke pengaruhnya belum senyata terhadap serangan      jantung koroner, beberapa studi menunjukkan hasil yang menggembirakan.      Tengok saja bukti alami nenek-moyang kita yang lebih banyak melakukan      kegiatan berjalan kaki setiap hari, kasus stroke zaman dulu tidak sebanyak      sekarang. Salah satu studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of      Public Health) yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan      kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, risiko mereka terserang stroke      menurun duapertiga.
- Berat badan stabil. Ter nyata dengan membiasakan      berjalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah      kalori terbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang      mungkin ada akan terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga      kenaikan berat badan tidak terjadi. nyata dengan membiasakan      berjalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah      kalori terbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang      mungkin ada akan terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga      kenaikan berat badan tidak terjadi.
- Men urunkan berat badan. Ya, selain berat badan      dipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan, bisa      diturunkan dengan melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu      secara rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit akan dibakar bila rajin      melakukan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam. urunkan berat badan. Ya, selain berat badan      dipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan, bisa      diturunkan dengan melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu      secara rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit akan dibakar bila rajin      melakukan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam.
- Mencegah kencing manis.      Ya, dengan      membiasakan berjalan kaki melaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh      sekitar 50 menit, ternyata dapat menunda atau mencegah berkembangnya      diabetes Tipe 2, khususnya pada m ereka yang bertubuh gemuk (National      Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases). ereka yang bertubuh gemuk (National      Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases).
 Sebagaimana kita tahu bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perlu minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan (brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berarti bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama manfaatnya dengan obat antidiabetes.
- Mencegah osteoporosis. Betul. Dengan gerak badan dan      berjalan kaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan      tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak badan diperlukan      juga, selain butuh paparan cahaya m atahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium      dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambat proses osteoporosis.      Tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15      menit terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis.Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang. atahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium      dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambat proses osteoporosis.      Tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15      menit terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis.Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang.
- Meredakan encok lutut. Lebih sepertiga orang usia      lanjut di Amerika mengalami encok lutut (osteoarthiris). Dengan      membiasakan diri berjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam kolam       renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang mengidap      encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling,      tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk      memulihkan diri. renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang mengidap      encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling,      tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk      memulihkan diri.
 Satu hal yang perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin bertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah seperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami goncangan yang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk.
 Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagal berperan sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berarti sendi tetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi, lalu mencetuskan serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi pada mereka yang berisiko terkena gangguan sendi.
 Munculnya nyeri sendi sehabis melakukan kegiatan berjalan kaki, bisa jadi lantaran keliru memilih jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerek menentukan kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki. Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah sekalipun, bisa memperburuk kondisi sendi-sendi tungkai dan kaki, akibat beban dan goncangan yang harus dipikul oleh sendi.
         8.  Depresi. Ternyata bergerak badan dengan      berjalan kaki cepat juga membantu pasien dengan 
                   status depresi. Berjalan      kaki tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat antidepresan yang harus diminum      rutin. Studi ihwal terbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah      dikerjakan lebih 10
diminum      rutin. Studi ihwal terbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah      dikerjakan lebih 10tahun.
- Kanker juga d apat dibatalkan muncul      bila kita rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar      (colorectal carcinoma). Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan      peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus      dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan.      Studi lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap kemungkinan      penurunan risiko terkena kanker payudara. apat dibatalkan muncul      bila kita rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar      (colorectal carcinoma). Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan      peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus      dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan.      Studi lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap kemungkinan      penurunan risiko terkena kanker payudara.
Silahkan, dicoba jika anda ingin menjadi manusia yang sehat karena "sehat itu mahal".
 
dengan jalan kaki bisa sehat ya
BalasHapusnama lain tepung tapioka