Senin, 28 November 2011

Resume “Hackers : Outlaws & Angels”


Film ini menceritakan tentang konflik dalam dunia cyber antara pelanggar hukum dan pelaksananya. Dalam film ini diceritakan bagaimana hacker beraksi dan bagaimana cara pelaksana hukum mencegah, mengawasi, dan menangani aksi hacking yang dilakukan oleh hacker. Film dokumenter yang mengambil lokasi di USA. Di negara tersebut terdapat adan yang disebut "Global Threat Operation Center" yang dikepalai oleh Dennis Treece, yang melakukan pengawasan 24 jam terhadap aktivitas jaringan yang dilindunginya di dunia terhadap adanya serangan hacker. Di film ini juga diceritakan sosok pencipta komik "Captain Zap", sekaligus seorang mantan hacker yang mampu mengubah jam "clock" pada sistem computer yang disebut TNT computer. Captain zap tertangkap, dan dipenjara selama 18 bulan. Kemudian memilih untuk menjadi technical hacker setelah keluar dari penjara.

Dalam film ini juga dikenal istilah ethical hacker. Yaitu seorang hacker yang melakukan scanning pada system, kemudian merekomendasikan kerapuhan yang ada pada system tersebut ke clientnya, sehingga sang client mampu memperbaiki sistem komputernya, biasanya berupa database yang berisi data-data rahasia perusahaan. Salah seorang ethical hacker bernama Bryan dari team tiger mendemonstrasikan bagaimana seorang ethical hacker tidak hanya menggunakan komputernya untuk memperoleh informasi, tapi juga menggunakan cara klasik seperti berpura-pura kemudian menanyakan informasi tersebut kepada pihak yang terkait.

Bryan dan timnya membuka sebuah college hacking, melatih beberapa orang untuk menjadi hacker, dan diharapkan orang-orang tersebut mengerti bagaimana cara hacker bekerja sehingga mereka dapat mengantisipasinya. Hacker dalam aksinya, mengklamufasekan lokasinya dengan membuat beberapa setpoint di beberapa tempat. Artinya jika seorang hacker berada di London dan dia ingin menyerang sebuah sistem di USA, maka ia tidak akan langsung menyerang USA. Namun dia akan membuat jalur misalnya dari London ke Afsel, kemudian Meksiko, baru ke USA. Hal seperti inilah yang membuat cyber crime sulit untuk dilacak pelakunya.

Dalam film ini juga didiskusikan bagaimana rawannya sebuah wireless network. Mengenai bagaiamana dunia kejahatan cyber dilihat dari sisi korban, pelaku, metode maupun motivasinya. Satu hal yang menarik pada film ini adalah bagaimana penegak hukum dan hacker bereformasi menjaga masyarakat dan institusi dari kekacauan elektronik. Atau dengan kata lain bagaimana penegak hukum dan hacker bekerjasama membangun citra positif. Salah satu hal yang menarik dalam film ini adalah adanya sebuah lembaga yang memantau aktivitas serangan yang terjadi di Internet selama 24 jam x 7 hari.


Pendapat Saya :

Jadi, harapan saya agar di Indonesia juga ada lembaga seperti ini, jadi tidak hanya sekedar mengurusi masalah bagaimana melakukan filtering di Internet seperti yang sedang ramai saat ini sebagai dampak UU ITE. Selain itu, di film ini juga ada ’sekolah’ khusus tentang hacker (lebih membahas ke aspek hacker sebagai angels) yang murid-muridnya merupakan karyawan TI dari perusahaan-perusahaan besar. Kapan di Indonesia ada?

Yang menarik, di dalam film ini juga diceritakan bagaimana hacker-hacker china dapat membuat beberapa kekacauan pada sebuah system network di Amerika dan Inggris dengan menggunakan Red Worms. Yang menarik lagi (untuk kedua kalinya), nama Indonesia juga disebut-sebut sebagai negara yang rawan. Hal ini membuat kita sadar bahwa SDM di Indonesia juga cukup memadai untuk masalah hacking. Tapihal ini baik atau buruk dampak nya bagi Negara kita?

Oleh sebab itu, dengan semakin berkembangnya kemampuan kita dibidang teknologi kita juga harus dibekali dengan berbagai etika agar dalam pengembangan teknologi menuju kearah yang positif dan berguna bagi masyarakat banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar