Minggu, 21 Februari 2010

Ekonomi Makro

Ekonomi makro
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Asal mula konsep-konsep ekonomi makro
Hingga 1930 sebagian besar analisis ekonomi terfokus pada industri dan perusahaan. Ketika terjadi Depresi Besar pada tahun 1930-an, dan dengan perkembangan konsep pendapatan nasional dan statistik produk, bidang ekonomi makro mulai berkembang. Saat itu, gagasan-gagasan yang terutama berasal dari John Maynard Keynes, yang menggunakan konsep aggregate demand untuk menjelaskan fluktuasi antara hasil produksi dan tingkat pengangguran, sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang ini. Keynesianisme didasarkan pada gagasan-gagasannya.
Pendekatan analitik
Pembedaan tradisional adalah antara dua pendekatan berbeda ke ekonomi: ekonomi Keynesian, memusatkan pada permintaan; dan ekonomi sisi-penyediaan (atau neo-klasik) yang memusatkan pada persediaan. Keduanya tidak bisa berjalan sendiri, namun ini hanya permasalahan penekanan.
Teori Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
• Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
• Sumber daya tersedia secara terbatas.
• Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
Kegiatan ekonomi di masing-masing negara dihitung melalui perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) (Gross Domestic Product), Produk Nasional Bruto (PNB) (Gross National Product), maupun Pendapatan Nasional (PN) (National Income).
PDB adalah nilai seluruh barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh siapapun di dalam wilayah teritorial suatu negara selama periode waktu satu tahun. PNB adalah nilai seluruh barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga negara suatu negara selama periode waktu satu tahun.
PDB - balas jasa faktor produksi secara netto yang mengalir ke luar negeri=PNB.
PNB - penyusutan = Produk Nasional Netto (PNN).
PNN - pajak tidak langsung = Pendapatan Nasional
Perhitungan PDB/PNB/PNN/PN dapat mempergunakan harga yang berlaku maupun harga konstan. Perhitungan dengan harga konstan menggunakan harga pada tahun tertentu yang tergolong tahun yang stabil. Di Indonesia digunakan harga tahun 1983 dan tahun 1993. Perhitungan dengan harga konstan berarti sudah terbebas dari pengaruh inflasi/deflasi.

Ekonomi Mikro

Latar Belakang

Ilmu Ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu masyarakat tertentu memecahkan masalah ekonomi. Masalah ekonomi muncul ketika kelangkaan (scarcity) akan faktor produksi digunakan untuk berbagai macam tujuan (alernative ends). Seandainya faktor produksi tidak langka mungkin masalah ekonomi tidak muncul. Hal ini hanya terjadi diNirwana atau di Surga, tentunya bagi yang dipercaya bahwa surga itu ada dan disana segala sesuatu dapat dipenuhi tanpa adanya kelangkaan.

Ilmu Ekonomi kadang-kadang dipisahkan menjadi 2(dua) yaitu Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif. Ekonomi Positif membicarakan tentang bagaimana masalah ekonomi dipecahkan, sedangkan Ekonomi Normatif membicarakan tentang bagaimana masalah ekonomi seharusnya dipecahkan.

Didalam Ekonomi Positif, pembagian yang sering ada meliputi Teori Moneter dan Teori Harga. Teori Moneter membicarakan tentang tingkat harga umum dengan perubahan output total, perubahan tenaga kerja dan lainnya. Sedangkan Teori Harga sendiri berbicara tentang alokasi sumber daya yang ada untuk berbagai penggunaan yang berbeda. Dalam hal ini ang akan dibahas adalah Teori Harga menjadi Ekonomi Mikro dan Teori Moneter menjadi Ekonomi Makro.

EKONOMI MIKRO

Ekonomi Mikro atau Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).

Dengan mempelajari Ekonomi Mikro ini diharapkan mampu menjawab masalah kelangkaan yang dihadapi tersebut. Ini berarti bahwa setiap Individu mampu mengalokasikan sumber-sumber yang dimiliki (uang, kekayaan, waktu) sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi tujuan masing-masing. Dalam hal ini individu-individu dihadapkan berbagai alternatif pilihan yang harus dipilih.

A. KELANGKAAN DAN PEMILIHAN

Adanya kelangkaan memaksa kita untuk memilih Apakah harus memilih sekolah atau mencari pekerjaan? Pembuat keputusan dalam pemerintahan diharuskan memilih untuk menggunakan sumber-sumber produksi untuk peningkatan produksi barang-barang dan jasa atau untuk meningkatkan produksi senjata (pertahanan).

Pilihan diatas dibatasi oleh kendala sumber-sumber ekonomi, juga dibatasi oleh politik, peraturan, tradisi dan juga oleh moral. Dalam hal ini akan dibahas masalah pilihan yang berkaitan dengan masalah ekonomi, juga faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Apakah sumber-sumber ekonomi itu?. Sumber-sumber ekonomi didefinisikan sebagaimasukan (input) atau faktor-faktor yang digunakan dalam proses produksi sebagaimana yang dikehendaki.

Sumber-sumber tersebut dapat diklasifikasikan sebagai :

a. Sumber alami (natural resources)

b. Sumber humani (human resources)

c. Modal/Kapital (Capital resources)

Secara garis besar yang dimaksud dengan sumber alami biasanya adalah tanah dan kandungan yang ada didalamnya (mineral). Tetapi untuk lebih luasnya definisi sumber alami sering dimasukkan juga kedalamnya yaitu iklim, topografi, kesuburan tanah dan lainnya.

Sumber humani biasanya hanya buruh atau tenaga kerja dimana tanpa memandang keahlian atau tingkat pendidikannya.

Kalau tanah dan tenaga kerja sudah digunakan, biasanya memerlukan alat bantu yang lain yang disebut kapital (modal) misalnya cangkul, traktor ataupun alat pertanian yang lain. Ini berarti untuk memproduksi hasil pertanian menggunakan kombinasi tanah, tenaga kerja dan kapital. Kapital terdiri atas mesin,gedung, dan alat-alat yang lainnya. Sering ditambahkan kapital termasuk peningkatan kualitas sumber-sumber alami.

Ada sumber manusiawi (humani) yang lain yaitu : Entrepreneurship (kewiraswastaan) yang di definisikan sebagai seseorang yang berani/mempunyai inisiatif untuk mengkombinasikan tanah, tenaga kerja dan kapital untuk memproduksi suatu komoditi. Atau seseorang yang membuat keputusan dasar (pokok) yang mempunyai pengaruh pada dunia usaha. Atau seseorang yang berani mengambil (menerima) resiko untuk mendapatkan suatu keuntungan. Atau seseorang yang membangun suatu organisasi perusahaan dan mengenalkan produksi dan cara berproduksi baru. Tanpa adanya jiwa kewiraswastaan ini perusahaan-perusahaan besar tidak dapat berfungsi dengan baik. Jelasnya, kewiraswastaan ini sebagai sumber humani sangat langka tidak setiap orang mau/berani mengambil resiko atau mempunyai kemampuan untuk memperbaiki keputusan usahanya. Dan masih ada faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap produksi yaitu teknologi.

Teknologi

Peran teknologi dalam produksi dan pertukaran, bersama-sama dengan kuantitas dan kualitas sumber daya yang ada akan menjadi kendala dalam pencapaian kepuasan yang diinginkan. Teknologi adalah “KNOW-HOW” dan merupakan cara bagaimana “merubah” sumber daya yang ada ke bentuk lain yang diinginkan. Dalam pengertian produksi dikatakan sebgai “FORM UTILITY” merubah bentuk.

Biasanya masalah teknologi ini bagi pengusaha bukan merupakan masalah yang ada di dalam Ilmu Ekonomi tetapi biasanya dianggap sebagai masalah teknis yang merupakan tugas para pakar teknik. Akan tetapi, pemilihan simultan antara barang apa yang akan diproduksi dan dalam jumlah berapa serta teknologi apa yang akan digunakan akhirnya masalah teknologi berada juga di dalam Ilmu Ekonomi. Para ekonom biasanya menganggap bahwa untuk memproduksi sesuatu barang ada sejumlah tertentu teknologi yang tersedia (GIVEN) dan akan dipilih teknologi yang murah (LEAST-COST TECHNIQUES).

B. BARANG EKONOMI VS BARANG BEBAS

Kombinasi sumber-sumber ekonomi yang langka tersebut diatas digunakan untuk memproduksi barang-barang ekonomi (economic goods). Setiap barang dan jasa yang diproduksi dengnan menggunakan sumbersumber langka biasanya juga langka adanya. Karena barang ekonomi langka maka selalu dihadapkan pada keputusan tentang bagaimana menggunakannya. Sering terjadi barang ekonomi yang ingin digunakan melebihi jumlah yang tersedia dari alam pada harga nol (tanpa bayar). Ini merupakan definisi terselubung tentang barang ekonomi. Tidak semuanya barang ekonomi ada yang barang bebas. Misalnya udara (walaupun sekarang tidak karena sudah tercemar sehingga perlu dibersihkan terlebih dahulu dengan sejumlah biaya, sehingga tidak lagi barang bebas).

Barang bebas didefinisikan sebagai barang yang dapat dikonsumsi tanpa adanya biaya (pengorbanan) dan semua orang dapat menikmatinya.

C. SISTEM PASAR ATAU SISTEM HARGA

Dalam sistem ini, sumber-sumber ekonomi cenderung digunakan untuk menghasilkan pendapatan yang tertinggi atau keuntungan yang tertinggi. Harga-harga merupakan tanda untuk menentukan kemana sumber-sumber akan digunakan, harga-harga menyediakan informasi yang murah dan cepat, dan harga-harga mempengaruhi keinginan seseorang atau kelompok untuk menggunakan sumber-sumber tersebut atau tidak menggunakannya.

Secara singkat, pasar adalah suatu sistem alokasi sumber-sumber ekonomi dan informasi tentang nilai-nilai relatif dari sumber-sumber ini, juga merupakan sistem yang mendistribusikan pendapatan dalam proporsi sesuai dengan jumlah dan nilai pasar dari sumber-sumber yang dimiliki.

Sistem pasar ini hanya merupakan salah satu macam dari organisasi sosial dalam berproduksi dan distribusi. Ada sistem yang lain yang dikenal dengan “Sistem Komando” atau “Ekonomi Komando”. Dalam sistem ini berpindahnya barang-barang dan sumber-sumber ekonomi bukan ditentukan oleh harga akan tetapi ditentukanoleh penguasa. Dalam hal ini yang dibicaraka hanya perpindahan barang dan sumber dalam Sistem Pasar.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh knight didalam bukunya Economic Organization, masalah ekonomi diatas didalam sistem harga dapat dirinci menjadi 5 (lima) masalah yang saling berkaitan. Setiap masyarakat harus membuat beberapa cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu.

1) Fixing Standards (Penetapan Standar)

2) Organizing Production (Organisasi Produksi)

3) Distributing The Product (Distribusi Product)

4) Providing for the Economic Maintenance and Progress, and (menyiapkan Perkembangan Ekonomi)

5) Adjusting consumption to production over short periods. (Penyesuaian konsumsi untuk produksi)

D. ALIRAN PERPUTARAN PENDAPATAN (CIRCULAR FLOW OF INCOME)

Sebagaimana ditekankan pada definisi Ilmu Ekonomi diatas, bahwa Ilmu Ekonomi mempelajari bagaimana suatu masyarakat tertentu dalam memecahkan masalah ekonomi. Dalam hal ini suatu masyarakat tertentu biasanya terdiri atas : sektor pemerintah, sektor rumah tangga, sektor perusahaan atau lembaga (baik yang mencari untung atau tidak) dan sektor luar negeri.

Sektor Rumah tangga dan Perusahaan dihubungkan lewat pasar barang dan jasa, dan lewat pasar faktor produksi dimana terjadi pertukaran barang dan jasa serta faktor-faktor produksi.

Sektor Perusahaan bertindak sebagai penjual barang-barang dan jasa serta sebagai pembeli faktor-faktor produksi.

Dengan diikutsertakannya Pemerintah maka menunjukkan bahwa pemerintah dalam hal ini dapat bertindak sebagai pembeli faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa publik, misalnya: pertahanan nasional, taman, jembatan, yang secara bebas dapat dinikmati oleh masyarakat. Dan sebaliknya masyarakat membayar sejumlah tertentu baik itu sebagai pajak ataupu pungutan lain merupakan penerimaan bagi pemerintah. Penerimaan tersebut digunakan untuk membiayai aktivitas pemerintah, juga menjual sejumlah faktor-faktor produksi misalnya tanah di pasar input. Dan juga membeli barang-barang dan jasa di pasar output dari perlengkapan militer sampai lainnya.

E. MODEL DAN METODOLOGI

Ekonomi Mikro, atau Teori Harga, mempelajari perilaku rumahtangga , perusahaan/ pengusaha, dan pasar dimana mereka beroperasi. Model Ekonomi Mikro adalah model yang digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku konsumen dan produsen. Kalau dalam kenyataannya teori yang berdasarkan pada kumpulan anggapan ditolak ddengan sendirinya anggapan tersebut juga ditolak.

Beberapa asumsi/anggapan yang selalu dan sering digunakan dalam Model Ekonomi Mikro antara lain :

a. Ceteris paribus

b. Rasionalitas

c. Penyederhanaan

d. Ekuilibrium

e. Market Clear

F. BEBERAPA BUTIR PENTING DALAM EKONOMI MIKRO

“Butir penting” dalam Ekonomi Mikro, untuk menghindari salah pengertian dan salah tafsir. Butir-butir tersebut antara lain:

a. Harga-harga (Prices)

b. Rata-rata dan Marginal

c. Constant-Quality Units (Unit Kualitas Konstan)

d. Stocks, Flows dan Waktu

Security Banking

SISTEM INFORMASI PELAPORAN BANK KEPADA BANK INDONESIA

:: Sistem Informasi Manajemen – Sektor Perbankan Bank Indonesia (SIM-SPBI)

SIMSPBI merupakan sistem informasi terpadu untuk mendukung tugas pengawasan, pemeriksaan dan pengaturan perbankan BI.

Tujuan dari penerapan SIM-SPBI adalah :

  • Meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem pengawasan dan pemeriksaan bank;
  • Menciptakan keseragaman (standarisasi) dalam pelaksanaan tugas pengawasan dan pemeriksaan bank.
  • Mengoptimalkan Pengawas dan Pemeriksa Bank dalam menganalisa kondisi bank sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan dan pemeriksaan bank;
  • Memudahkan audit trail oleh pihak yang berkepentingan;
  • Meningkatkan keamanan dan integritas data serta informasi

SIM-SPBI terdiri dari 3 subsistem yakni :

  1. Sistem Informasi Manajemen Pengawasan (SIMWAS), merupakan sistem informasi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi tugas-tugas pengawasan, pemeriksaan dan penelitian bank umum. Melalui SIMWAS, pengawas bank akan mampu mengoptimalkan kegiatan analisa dan memperoleh informasi mengenai kondisi keuangan bank (termasuk Tingkat Kesehatan Bank dan profil risiko) secara cepat. Modul-modul yang tersedia antara lain modul Data Pokok Bank dan modul Fit and Proper Test (FPT).
  2. Sistem Informasi Bank dalam Investigasi (SIBADI), merupakan sistem informasi untuk meningkatkan tertib administrasi dan kemudahan pemantauan tugas dalam rangka investigasi tindak pidana di bidang perbankan. Melalui SIBADI, dapat dilakukan pemantauan terhadap perkembangan investigasi atas dugaan tindak pidana yang diakukan oleh suatu bank sejak laporan penyimpangan diterima, jadwal investigasi, langkah-langkah yang telah dilakukan sampai dengan hasil akhir investigasi dimaksud.
  3. Data Mart Data Pokok Bank, yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan kelembagaan, kepemilikan dan kepengurusan, operasional dan strategi pengawasan yang diterapkan pada suatu bank sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan informasi dalam rangka pengawasan dan pembinaan bank.

:: Sistem Informasi Debitur (SID)

SID adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai debitur baik perorangan maupun badan usaha, yang diolah berdasarkan laporan penyediaan dana yang diterima Bank Indonesia dari Pelapor. SID dikembangkan dengan tujuan untuk membantu :

  1. Bagi pemberi kredit, antara lain :
    • Membantu dalam mempercepat proses analisis dan pengambilan keputusan pemberian kredit
    • Mengurangi ketergantungan pemberi kredit kepada agunan konvensional.Pemberi kredit dapat menilai reputasi kredit calon debitur sebagai pengganti/pelengkap agunan.
  2. Bagi penerima kredit, antara lain :
    • Mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh persetujuan kredit
    • Nasabah baru,khususnya yang tergolong sebagai UMKM,a kan mendapat akses yang lebih luas kepada pemberi kredit dengan mengandalkan reputasi keuangannya tanpa harus tergantung pada kemampuan untuk menyediakan agunan.

:: Sistem Informasi Manajemn Pengawasan BPR (SIMWAS BPR)

SIMWAS-BPR merupakan sistem informasi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem pengawasan BPR. Melalui SIMWAS, pengawas BPR akan mampu mengoptimalkan kegiatan analisis terhadap kondisi BPR, mempercepat diperolehnya informasi kondisi keuangan BPR (termasuk Tingkat Kesehatan BPR), meningkatkan keamanan dan integritas data serta informasi perbankan. Modul-modul yang tersedia dalam aplikasi SIMWAS BPR antara lain modul perizinan pendirian BPR, data pokok BPR, Tingkat Kesehatan BPR, status BPR, cabut izin usaha dan likuidasi BPR.

Sistem keamanan Bank di Indonesia [Security Banking]

Beberapa hari belakangan ini terjadi kasus pembobolan ATM di sejumlah bank besar Indonesia.

Berawal dari kasus penjebolan mesin ATM BCA di Bali. Nasabah tiba-tiba kehilangan uang tanpa melakukan transaksi. Penjebolan ATM atau skimming sebenarnya sudah lama terjadi, tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Bank-Bank di seluruh dunia terus berusaha menanggulangi kejahatan seperti ini. Yang jelas sistem keamanan harus bisa melampaui kelihaian para kriminal. Menurut Yanuar Rizky, pakar perbankan Indonesia, saat ini ada krisis kepercayaan nasabah dan bank-bank di Indonesia seharusnya mulai memperbaiki sistem keamanannya.

Sistemik
Yanuar menjelaskan ada dua masalah inti yang mengawali banyaknya pembobolan bank semacam ini di Indonesia. Pertama adalah kurang diurusnya sistem perbankan. Dengan adanya kejadian seperti ini, inilah saatnya otoritas mengurus sistemik itu. Ini disebut sistemik real, karena kalau bank saja tidak dipercaya masyarakat krisis akan berlanjut ke masalah krisis perbankan seperti yang ditakutkan sekarang ini.

Menurut Yanuar, seharusnya sekarang sudah ada pernyataan dari pemerintah atau Lembaga Penjamin Simpanan, bahwa masyarakat harus tenang. Jika uang hilang karena pembobolan, pasti akan dijamin dananya kembali.

Infrastruktur
Masalah kedua adalah dunia perbankan Indonesia harus memperkuat infrastrukturnya. Jika melihat banyaknya kejadian seperti pembobolan ATM, Yanuar menjelaskan perbankan Indonesia sebaiknya segera dilakukan audit sistem teknologi yang diterapkan seluruh perbankan. Kartu ATM yang ada saat ini masih belum cukup aman dari penggandaan kode rahasia.

Jika ingin lebih aman, seharusnya digunakan chip dalam kartu. Namun untuk menambahkan chip dalam kartu dibutuhkan dana yang besar, karena harganya mahal. Namun jika bank-bank Indonesia lebih peduli keamanan nasabah dari pada biaya produksi kartu dan strategi pemasaran luas, maka seharusnya kartu ATM bisa dibuat dengan sistem pengamanan yang lebih memadai.